Lompat ke isi

Neolitikum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 Oktober 2023 05.20 oleh Stevannus rua (bicara | kontrib) (Dikembalikan ke revisi 24570066 oleh Ariandi Lie (bicara) (TW))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Pameran artifak Neolitik yang berisi gelang rantai, kepala kapak, pahat, dan alat penggilap

Zaman Batu Muda atau Neolitikum[1] adalah fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar. Fase ini dimulai pada sekitar Milenium ke-10 sebelum masehi.

Manusia diperkirakan mulai benar-benar beralih ke gaya hidup menetap, sekitar 8000 SM, di mana pada saat itu, zaman es sudah benar-benar mencair. Ini membuat tanah menjadi lebih subur, sehingga dapat digunakan untuk bercocok tanam.[2] Kota-kota pertama dibangun, contohnya Jericho, yang pada masa ini berkembang menjadi desa seluas 10 hektar. Jericho adalah kota pertama dengan rumah yang dibangun dari tanah liat, dan juga menjadi kota pertama dengan bukti tertua pertahanan kota (buktinya berupa menara pengawas). Di timur tengah, kambing mulai diternakkan, dan gandum mulai ditanam. Karena mencairnya semua es, ketinggian air laut meningkat, sehingga jembatan darat di Siberia tertutup. Ini membuat imigran dari Siberia terisolasi. Waktu berakhirnya zaman ini berbeda-beda, tergantung wilayah. Beberapa suku tepencil masih mengalami masa neolitikum, bahkan hingga sekarang.

Neolitikum atau Jaman Batu Baru dimulai ketika manusia mulai mengasah dan menghaluskan beberapa peralatan batu mereka setelah menyumbingnya. Jaman Batu Baru dimulai kurang dari sepuluh ribu tahun yang lalu. Peta Eropa di periode ini menampilkan garis besar hampir sama dengan peta sekarang. Inggris Raya dan Irlandia saat ini terpisah dari benua Eropa oleh perairan dangkal Laut Utara, Terusan Inggris, dan Laut Irlandia. Dikarenakan tenggelamnya wilayah Mediterania, Spanyol dan Italia tidak lagi terhubung dengan Afrika Utara oleh jembatan daratan. Tanaman-tanaman yang tumbuh subur di jaman paleolitikum yang lebih dingin memberi tempat bagi hewan-hewan iklim sedang, dan hutan-hutan luas mulai menutupi apa yang sebelumnya berupa padang rumput tanpa pepohonan, Badak berbulu, mamoth berbulu, dan beruang gua menjadi punah; domba jebat dan rusa kutub menyingkir ke garis lintang Arktik, sementara kuda nil, gajah, dan binatang-binatang mamalia besar lainnya menemukan jalan mereka ke wilayah tropis. Binatang-binatang yang dihubungkan dengan manusia Neolitikum merupakan spesies yang familier, kecuali rusa besar, babi hutan, dan bison Eropa.[3]

Akan tetapi belum diketahui seperti apa manusia Paleolithikum, mungkin telah punah, mungkin telah mengikuti lembaran es yang menyusut dan rusa kutub menyingkir ke arah timur laut masuk ke Siberia dan Arktik; atau mereka mungkin bertahan di lokasi lama mereka dan berbaur dengan manusia neolitikum yang menginvasi mereka, Para pendatang baru ini rupanya berasal dari Asia barat dan Afrika utara, dan secara perlahan menyebar ke seluruh Eropa. Manusia neolitikum masuk dalam golongan Ras Putih (White Race). Darah mereka mengalir di pembuluh manusia Eropa modern, yang merupakan keturunan utama mereka.[3]

Pengetahuan tentang Jaman neolitikum berasal, tidak hanya dari berbagai hal yang terkubur di dalam tanah sepedi di gua-gua Paleolithikum, tetapi juga berasal dari sisa-sisa yang ditemukan di dekat atau di atas permukaan tanah atau dalam gundukan sampah dan tempat-tempat pemakaman. Di sepanjang pantai Baltik terhampar gundukan tulang dan cangkang, yang menunjukkan tempat itu sebelumnya adalah tempat linggal manusia kuno, "Kitchen Midden" ini kadang-kadang panjangnya seribu kaki, dan lebarnya dua hingga tiga ratus kaki, dan tinggi sepuluh kaki. Peralatan dari batu, tulang, dan kayu, bersama-sama dengan pecahan-pecahan gerabah dan barang barang karya manusia lainnya ditemukan di "Kitchen Midden” ini. Swis memiliki sisa-sisa penghuni danau, yang untuk perlindungan dari musuh-musuh mereka, tinggal di atas danau di gubuk mereka yang ditopang oleh tonggak-tonggak yang ditancapkan ke dasar danau, Gubuk Gubuk tersebut telah hilang, tetapi lumpur di sekitar tonggak-tonggak gubuk mengandung ribuan obyek, termasuk tulang-tulang binatang, biji berbagai tanaman dan buah-buahan, peralatan, sobekan kain, pecahan gerabah, peralatan rumah tangga dan sedikit furnitur. Manusia neolitikum juga mendirikan banyak monumen batu, baik berupa pilar tunggal (menhif) atau sekumpulan pilar (dolmen). Menhir sering menandai sebuah makam; dolmen biasanya berfungsi sebagai makam untuk mayat. Menhir dan dolmen adalah monumen kasar bagi orang-orang kuno di masa lampau dan telah musnah.[3]

Jaman Neolitikum mencakup ruang waktu yang singkat, jika dibandingkan dengan jaman sebelumnya, tetapi jaman neolitikum adalah jaman kemajuan yang cepat. Peralatan Neolithikurn, walaupun masih berupa balu, lulang, dan Rayu, sering sangat indah dan halus, terutama mata panah, dan kapak balu dengan bilah potong yang tajam. Manusia "kitchen midden” mulai membual gerabah, terutama untuk alat masak, dan mereka mulai memelihara anjing. Para penghuni danau memiliki kambing, domba, babi, dan juga anjing. Mereka juga membuat keranjang anyaman, memintal dan menenun, menyamak kulił, membuat perahu, menggunakan gerobak beroda, dan yang paling penting dari semuanya, mereka menanam sejumlah sereal, termasuk gandum, barley, dan millet. Sumber-sumber baru makanan yang terbuka membuat manusia Neolitihikum meninggalkan kehidupan pemburu yang berpindah-oindah dan mulai menetap di desa-desa permanen. Kehidupan komunitas mereka pasti telah terorganisir dengan baik, karena pembangunan gubuk di atas danau dan monumen batu memerlukan kerja sama dari banyak individu. Singkatnya, manusia Neolitihikum bukanlah manusia liar; mereka telah melewati tahap liar menuju barbarisme.[3]

Kebudayaan neolitikum tidak hanya terbatas di Eropa. Kebudayaan neolitikum juga hidup di Asia barat, Mesir, Afrika Utara, dan di kepulauan Siprus dan Crete. Seluruh lembah Mediterania menjadi pusat neolitikum. Di sini transisi penggunaan logam untuk pertama kalinya terjadi.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Listiyani, Dwi Ari. 2009. Sejarah 1: Untuk SMA/MA Kelas X Diarsipkan 2013-11-11 di Wayback Machine.. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Indonesia.
  2. ^ "Neolithic". Oxford Reference (dalam bahasa Inggris). doi:10.1093/acref/9780191735356.timeline.0001. Diakses tanggal 2021-09-27. 
  3. ^ a b c d e Webster, Hutton (2021). World History: Sejarah Dunia Lengkap. Yogyakarta: IndoLiterasi. hlm. 14–17. ISBN 978-602-0869-90-2. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]