Lompat ke isi

Club of Rome

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Club of Rome merupakan suatu organisasi informal yang didirikan pada April 1968 oleh Dr. Aurelio Peccei dan beranggotakan tokoh-tokoh internasional dari berbagai negara. Organisasi tersebut didirikan dengan tujuan untuk menggalakkan pengertian terhadap saling terkaitnya komponen dunia, menarik perhatian khalayak ramai di seluruh dunia pada masalah kemanusiaan yang terjadi saat itu, dan untuk merangsang prakarsa dan langkah baru yang memadai.[1]

Pada awal berdiri, Dr. Aurelio Peccei mengumpulkan 30 orang tokoh dari sepuluh negara di Academia dei Lincei, Roma, untuk membahas keadaan umat manusia pada saat itu dan untuk masa yang akan datang. Pada tahun 1982 jumlah anggota organisasi tersebut meningkat menjadi 70 orang dari 25 negara dengan latar belakang yang beragam. Meskipun demikian, anggota Organisasi Club of Rome tidak ada yang memiliki jabatan resmi dan organisasi tersebut tidak ingin mengungkapkan pandangan ideologis maupun politis. Organisasi Club of Rome memiliki keyakinan bahwa masalah yang dihadapi oleh umat manusia sangatlah kompleks sehingga tidak ada institusi yang dapat menangani masalah tersebut.

Pertemuan yang diadakan oleh Club of Rome berfokus pada proyek studi mengenai umat manusia. Studi tersebut bertujuan untuk mempelajari masalah yang umumnya ditemui di dunia, seperti kemiskinan, memburuknya lingkungan hidup, hilangnya kepercayaan pada institusi, inflasi, dan yang lainnya. Problematika dunia yang menjadi fokus organisasi tersebut memiliki tiga karakteristik yang sama, yaitu masalah yang tersebar di masyarakat; mempunyai dimensi politis, ekonomis, dan sosial; serta saling berinteraksi.

Tahap pertama dari proyek studi manusia tersebut dilakukan oleh Profesor Yay Forrester dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Yay Forrester menyajikan model global yang dapat mengidentifikasikan komponen-komponen problematik dan menyarankan dilakukannya sistem analisis terhadap tingkah laku dan kaitannya dengan komponen problematik tersebut. Kemudian studi tahap pertama dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Profesor D. Meadows yang mempelajari lima faktor dasar yang menentukan dan membatasi pertumbuhan di Bumi. Lima faktor tersebut diantaranya adalah kependudukan, produksi pertanian, sumber daya alam, produksi industri, dan pencemaran lingkungan hidup. Hasil studi tersebut diterbitkan pada tahun 1972 dengan judul The Limits to Growth. Dalam studi tersebut dijabarkan pula proyeksi gejala yang saling berinteraksi dan memberikan indikasi apakah yang akan terjadi bila kecenderungan yang ada dibiarkan terus berlanjut. Kesimpulan laporan pertama umumnya ditafsirkan sebagai ramalan malapetaka dunia.

Pada tahun 1974 diterbitkan laporan kedua berjudul Mankind at The Turning Point yang disusun oleh Mihajo Mesarovic dan Eduard Pestel. Berbeda dengan Meadows dan timnya yang menganalisis dunia secara global, Mesarovic dan Pestel mengadakan pendekatan secara regional dan lokal. Model tersebut membagi dunia ke dalam sepuluh wilayah yang saling bergantungan. Selanjutnya model ini dapat meyoroti data dalam unit-unit yang lebih kecil, termasuk data dari suatu negara. Penemuan tersebut diharapkan dapat menjadi relevan bagi para pengambil kebijakan di negara yang bersangkutan. Dari studi tersebut dapat ditarik kesimpulan yang menekankan pentingnya kerja sama global bagi perbaikan dunia dan masa depan umat manusia.

Studi yang telah dilaksanakan oleh Club of Rome mempunyai dampak yang signifikan. Pada sidang PBB tahun 1974, Majelis Umum PBB mengeluarkan pernyataan mengenai "Tata Ekonomi Baru Internasional" (New International Economic Order). Kemudian pada tahun yang sama pada bulan Februari, Club of Rome mengundang para negarawan senior dari berbagai negara serta dengan latar belakang budaya yang berbeda untuk bertemu di Salzburg, Austria, mendiskusikan tentang berbagai masalah global serta alternatifnya untuk jangka waktu panjang. Pernyataan yang dikeluarkan seusai pertemuan tersebut menekankan pentingnya "jiwa kesetiakawanan dan kerja sama yang aktif", yang disebut the Spirit of Salzburg bagi umat manusia dalam menghadapi tantangan pada masa kini dan yang akan datang.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Lumbantoruan, Magdalena; Soewartoyo, B. (1992). Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis, dan Manajemen. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. hlm. 123.